Halaman

Pemberdayaan Perempuan

Perkuat keyakinan, buang semua keraguan. Karena keraguan hanya akan menghambat perjalanan menuju keberhasilan.

Pendidikan Anak Usia Dini

Anak Usia Dini adalah masa keemasan, kecerdasan yang harus dioptimalkan sejak usia dini.

Melestarikan kesenian dan budaya

Tarian dan kebudayaan adalah salah satu kesenian dan kebudayaan yang kita miliki, dan menjaga dan melestarikan adalah menjadi tugas kita bersama.

Refreshing

Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang Anda miliki, bukan pula berasal dari siapa diri Anda, atau apa yang Anda kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran Anda.

Pelatihan Rursus

Kursus untuk mengembangkan potensi dan kreatifitasan yang kita miliki

Senin, 28 Mei 2012

KE-KARANG TARUNA-AN

Karang Taruna adalah organisasi kepemudaan di Indonesia. Karang Taruna merupakan wadah pengembangan generasi muda nonpartisan, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat khususnya generasi muda di wilayah Desa / Kelurahan atau komunitas sosial sederajat, yang terutama bergerak dibidang kesejahteraan sosial. Sebagai organisasi sosial kepemudaan Karang Taruna merupakan wadah pembinaan dan pengembangan serta pemberdayaan dalam upaya mengembangkan kegiatan ekonomis produktif dengan pendayagunaan semua potensi yang tersedia dilingkungan baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang telah ada. Sebagai organisasi kepemudaan, Karang Taruna berpedoman pada Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga dimana telah pula diatur tentang struktur penggurus dan masa jabatan dimasing-masing wilayah mulai dari Desa / Kelurahan sampai pada tingkat Nasional. Semua ini wujud dari pada regenerasi organisasi demi kelanjutan organisasi serta pembinaan anggota Karang Taruna baik dimasa sekarang maupun masa yang akan datang. karang Taruna beranggotakan pemuda dan pemudi (dalam AD/ART nya diatur keanggotaannya mulai dari pemuda/i berusia mulai dari 11 – 45 tahun) dan batasan sebagai Pengurus adalah berusia mulai 17 – 35 tahun. Karang Taruna didirikan dengan tujuan memberikan pembinaan dan pemberdayaan kepada para remaja, misalnya dalam bidang keorganisasian, ekonomi, olahraga, advokasi, keagamaan dan kesenian.

http://karangtarunaprasung.wordpress.com/2009/05/01/ke-karang-taruna-an/

CINTA yang AGUNG

Adalah ketika kamu menitikkan air matadan MASIH peduli terhadapnya..
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu MASIHmenunggunya dengan setia..
Adalah ketika dia mulai mencintai orang laindan kamu MASIH bisa tersenyum sembari berkata ‘Akuturut berbahagia untukmu’Apabila cinta tidak berhasil…
BEBASKAN dirimu…
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnyadan terbang ke alam bebas LAGI ..
Ingatlah…
bahwa kamu mungkin menemukan cinta dankehilangannya..
tapi..
ketika cinta itu mati..
kamu TIDAK perlu matibersamanya…
Orang terkuat BUKAN mereka yang selalumenang..
MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketikamereka jatuh
 
OLEH
Khalil Gibran

Lagi, Virus Flu Burung Renggut Nyawa Anak 10 Tahun di Kamboja

Phnom Penh, Kematian akibat virus flu burung kembali terjadi di Kamboja. Kali ini, seorang anak perempuan berusia 10 tahun dilaporkan tewas akibat virus berbahaya tersebut.

Seperti dilansir oleh AsiaOne, Selasa (29/5/2012), gadis kecil ini dinyatakan meninggal dunia pada Minggu (27/5) waktu setempat. Menurut World Health Organization (WHO), anak ini mulai menderita demam dan sesak napas sejak 20 Mei lalu. Hasil pemeriksaan dokter memastikan, anak perempuan ini telah terinfeksi virus H5N1.

"Terdapat bukti-bukti yakni matinya unggas-unggas di desa tersebut dan pasien memasak ayam yang sakit tersebut sebagai makanan hingga akhirnya ikut sakit," demikian pernyataan bersama antara WHO dengan Kementerian Kesehatan Kamboja.

Diketahui bahwa gadis kecil ini berasa dari wilayah Kampong Speu, yang terletak di sebelah barat daya Kamboja. Gadis yang tidak disebutkan namanya ini, menjadi korban tewas ke-21 akibat flu burung di Kamboja sejak tahun 2003.

Menurut catatan WHO, virus flu burung telah merenggut total 357 nyawa di seluruh dunia, sejak tahun 2003. Kewaspadaan terhadap virus ini terus meningkat di wilayah Asia, seperti China, Vietnam, dan Indonesia.

Sebagian besar korban yang terinfeksi virus ini karena melakukan kontak langsung dengan unggas yang terlebih dulu terinfeksi H5N1. Namun, para ilmuwan kini mengkhawatirkan bahwa virus H5N1 bisa bermutasi menjadi bentuk virus yang mudah menular antar manusia, dengan potensi kematian lebih besar.

Lima Poin Pendidikan Anak Dalam Islam

Oleh Siti Aisyah Nurmi
Bunda, apakah ilmumu hari ini? Sudahkah kau siapkan dirimu untuk masa depan anak-anakmu? Bunda, apakah kau sudah menyediakan tahta untuk tempat kembali anakmu? Di negeri yang Sebenarnya. Di Negeri Abadi? Bunda, mari kita mengukir masa depan anak-anak kita. Bunda, mari persiapkan diri kita untuk itu.
Hal pertama Bunda, tahukah dikau bahwa kesuksesan adalah cita-cita yang panjang dengan titik akhir di Negeri Abadi? Belumlah sukses jika anakmu menyandang gelar atau jabatan yang tertinggi, atau mengumpulkan kekayaan terbanyak. Belum Bunda, bahkan sebenarnya itu semua tak sepenting nilai ketaqwaan. Mungkin itu semua hanyalah jalan menuju ke Kesuksesan Sejati. Atau bahkan, bisa jadi, itu semua malah menjadi penghalang Kesuksesan Sejati.
Gusti Allah Yang Maha Mencipta Berkata dalam KitabNya:
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS 3:185)
Begitulah Bunda, hidup ini hanya kesenangan yang menipu, maka janganlah tertipu dengan tolok ukur yang semu. Pancangkanlah cita-cita untuk anak-anakmu di Negeri Abadi, ajarkanlah mereka tentang cita-cita ini. Bolehlah mereka memiliki beragam cita-cita dunia, namun janganlah sampai ada yang tak mau punya cita-cita Akhirat.
Kedua, setelah memancangkan cita-cita untuk anak-anakmu, maka cobalah memulai memahami anak-anakmu. Ada dua hal yang perlu kau amati:
Pertama, amati sifat-sifat khasnya masing-masing. Tidak ada dua manusia yang sama serupa seluruhnya. Tiap manusia unik. Pahami keunikan masing-masing, dan hormati keunikan pemberian Allah SWT.
Yang kedua, Bunda, fahami di tahap apa saat ini si anak berada. Allah SWT mengkodratkan segala sesuatu sesuai tahapan atau prosesnya.
Anak-anak yang merupakan amanah pada kita ini, juga dibesarkan dengan tahapan-tahapan.
Tahapan sebelum kelahirannya merupakan alam arwah. Di tahap ini kita mulai mendidiknya dengan kita sendiri menjalankan ibadah, amal ketaatan pada Allah dan juga dengan selalu menjaga hati dan badan kita secara prima. Itulah kebaikan-kebaikan dan pendidikan pertama kita pada buah hati kita.
Pendidikan anak dalam Islam, menurut Sahabat Ali bin Abitahalib ra, dapat dibagi menjadi 3 tahapan/ penggolongan usia:
1. Tahap BERMAIN (“la-ibuhum”/ajaklah mereka bermain), dari lahir sampai kira-kira 7 tahun.
2. Tahap PENANAMAN DISIPLIN (“addibuhum”/ajarilah mereka adab) dari kira-kira 7 tahun sampai 14 tahun.
3. Tahap KEMITRAAN (“roofiquhum”/jadikanlah mereka sebagai sahabat) kira-kira mulai 14 tahun ke atas.
Ketiga tahapan pendidikan ini mempunyai karakteristik pendekatan yang berbeda sesuai dengan perkembangan kepribadian anak yang sehat. Begitulah kita coba memperlakukan mereka sesuai dengan sifat-sifatnya dan tahapan hidupnya.
Hal ketiga adalah memilih metode pendidikan. Setidaknya, dalam buku dua orang pemikir Islam, yaitu Muhammad Quthb (Manhaj Tarbiyah Islamiyah) dan Abdullah Nasih ’Ulwan (Tarbiyatul Aulad fil Islam), ada lima Metode Pendidikan dalam Islam.
Yang pertama adalah melalui Keteladanan atau Qudwah, yang kedua adalah dengan Pembiasaan atau Aadah, yang ketiga adalah melalui Pemberian Nasehat atau Mau’izhoh, yang keempat dengan melaksanakan Mekanisme Kontrol atau Mulahazhoh, sedangkan yang terakhir dan merupakan pengaman hasil pendidikan adalah Metode Pendidikan melalui Sistem sangsi atau Uqubah.
Bunda, jangan tinggalkan satu-pun dari ke lima metode tersebut, meskipun yang terpenting adalah Keteladanan (sebagai metode yang paling efektif).
Setelah bicara Metode, ke empat adalah Isi Pendidikan itu sendiri. Hal-hal apa saja yang perlu kita berikan kepada mereka, sebagai amanah dari Allah SWT.
Setidak-tidaknya ada 7 bidang. Ketujuh Bidang Tarbiyah Islamiyah tersebut adalah: (1) Pendidikan Keimanan (2) Pendidikan Akhlaq (3) Pendidikan Fikroh/ Pemikiran (4) Pendidikan Fisik (5) Pendidikan Sosial (6) Pendidikan Kejiwaan/ Kepribadian (7) Pendidikan Kejenisan (sexual education). Hendaknya semua kita pelajari dan ajarkan kepada mereka.
Ke lima, kira-kira gambaran pribadi seperti apakah yang kita harapkan akan muncul pada diri anak-anak kita setelah hal-hal di atas kita lakukan? Mudah-mudahan seperti yang ada dalam sepuluh poin target pendidikan Islam ini:
Selamat aqidahnya, Benar ibadahnya, Kokoh akhlaqnya, Mempunyai kemampuan untuk mempunyai penghasilan, Jernih pemahamannya, Kuat jasmaninya, Dapat melawan hawa nafsunya sendiri, Teratur urusan-urusannya, Dapat menjaga waktu, Berguna bagi orang lain.
Insya Allah, Dia Akan Mengganjar kita dengan pahala terbaik, sesuai jerih payah kita, dan Semoga kita kelak bersama dikumpulkan di Negeri Abadi. Amin. Wallahua’lam, (SAN)
Catatan:
- Lima Poin Pendidikan Anak: -1.Paradigma sukses-2.Mengenal Tahapan dan Sifat-3.Metode-4.Isi-5.Target.
- Buku Muhammad Quthb (Manhaj Tarbiyah Islamiyah) diterjemahkan dengan judul “Sistem Pendidikan Islam” terbitan Al-Ma’arif Bandung, dan buku Abdullah Nasih ’Ulwan (Tarbiyatul Aulad fil Islam) diterjemahkan dengan judul Pendidikan Anak Dalam Islam.

Enam Ciri Karakter Anak Bermasalah

“Mungkinkah mengetahui dan memastikan apakah seorang anak itu bermasalah, dalam waktu 5-10 menit pertama saat kita bertemu dengannya?” Jawabannya adalah “mungkin” dan “pasti”. Pertanyaan yang sering saya ajukan kepada peserta seminar ataupun para orangtua yang sedang bersemangat belajar dan mencecar saya dengan berbagai pertanyaan seputar anaknya.

Rahasia tersebut akan saya bahas sekarang, rahasia yang sering saya gunakan untuk menganalisa seorang anak. Apakah dia bermasalah, bahkan setelah mempelajarinya dengan seksama kita mampu meramal masa depan seorang anak. Wow, tenang ini bukan obral janji, tapi ini pasti. Dari hasil menangani berbagai kasus keluarga dan individu maka terbentuklah suatu pola yang akurat ditiap individu. Kebanyakan klien saya jika memiliki masalah, kebanyakan masalah tersebut  dan sebagian besar masalah itu berasal dari 2 hal. Ini juga rahasia (Rahasia dari ruang terapi saya), tapi akan saya bongkar habis.

Baiklah 2 hal tersebut berasal dari :

  • Keluarga (keluarga yang membentuk masalah tersebut secara tidak sengaja).
  • Masalah tersebut berasal dari usia 7 tahun kebawah.



Keluarga, adalah faktor penting dalam pendidikan seorang anak. Karakter seorang anak berasal dari keluarga. Dimana sebagian sampai usia 18 tahun anak-anak diIndonesia menghabiskan waktunya 60-80 % bersama keluarga. Manusia berbeda dengan binatang (maaf..) seekor anak kucing yang baru lahir, bisa hidup jika dipisahkan dari induknya, dan banyak binatang yang lain yang memiliki kemampuan serupa. Manusia tidak bisa, sampai usia 18 tahun masih membutuhkan orangtua dan kehangatan dalam keluarga. Sukses seorang manusia tidak lepas dari “kehangatan dalam keluarga”. Akan sangat banyak hal yang akan dikupas dari tiap tahun kehidupan manusia dan kebutuhannya serta cara memenuhi kebutuhan tersebut, terutama aspek emosi. Saya tidak akan meneruskannya, kita akan bahas dikesempatan lainnya, kini kita kembali ke cara mengetahui ciri anak bermasalah.

Usia 7 tahun kebawah? Ada apa pada usia ini? Pada masa ini kebanyakan (85%) letak masalah atau asal muasal masalah / hambatan seorang manusia tercipta. Istilah kerennya Mental Block. Karakter yang menghabat pencapaian cita-cita pribadi kita. Dan biasanya akan terasa pada usia 22 tahun ke atas. Woo… segitunya? Ya Mental Block seperti program yang seakan-akan dipersiapkan (karena ketidak sengajaan dan ketidak tahuan orangtua kita) untuk menghambat berbagai macam aspek dalam kehidupan kita. Aspek itu bisa berupa Karier (takut kaya, takut jabatan tinggi) kesehatan (tubuh gemuk, alergi) Relationship (tidak gampang cocok dengan pasangan/teman, paranoid) dan lain hal, serta masih banyak lagi.

Ada apa dengan 7 tahun kebawah dan disekitar 7 tahun pertama kehidupan manusia? Baiklah saya jelaskan, pada masa ini kita membutuhkan, kebutuhan dasar Emosi yang harus terpenuhi ingat HARUS terpenuhi. Jika pada masa ini lewat dan tidak terpenuhi  maka, akan terjadi Mental Block pada diri anak tersebut. Inilah asal muasal dimana Mental Block terbentuk. Karena tidak terpenuhinya kebutuhan dasar Emosi yang dibutuhkan seorang manusia. Kebutuhan apa yang dibutuhkan pada anak seusia itu? Sehingga fatal akibatnya (pada masa dewasa anak tersebut) jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi



Ada 3 kebutuhan yang harus dipenuhi pada anak usia 0 – 7 tahun bahkan lebih, cara ini adalah kunci dalam pendidikan karakter, agar karakter anak kita bisa tumbuh dan berkembang maksimal. Disamping itu ketiga hal inilah asal muasal Mental Block yang sering kali terjadi atau terasa sangat menganggu pada saat anak tersebut dewasa. Yaitu :

1. Kebutuhan akan rasa aman
2. Kebutuhan untuk mengontrol
3. Kebutuhan untuk diterima

3 kebutuhan dasar emosi tersebut harus terpenuhi agar anak kita menjadi pribadi yang handal dan memiliki karakter yang kuat menghadapi hidup. Ini akan sangat panjang sekali jika dijelaskan, nah mengingat kita membahas ciri – ciri karakter anak bermasalah maka kita akan kembali ke topic tersebut.


Sebenarnya ada 6 ciri karakter anak yang bermasalah, cukup kita melihat dari perilakunya yang nampak maka, kita sudah dapat melakukan deteksi dini terhadap “musibah besar” dikehidupan yang akan datang (baca: semakin dewasa) dan secepatnnya dapat melakukan perbaikan.

Inilah ciri-ciri karakter tersebut :

1. Susah diatur dan diajak kerja sama
Hal yang paling Nampak adalah anak akan membangkang, akan semaunya sendiri, mulai mengatur tidak mau ini dan itu. pada fase ini anak sangat ingin memegang kontrol. Mulai ada “pemberontakan” dari dalam dirinya. Hal yang dapat kita lakukan adalah memahaminya dan kita sebaiknya menanggapinya dengan kondisi emosi yang tenang.
Ingat akan kebutuhan dasar manusia? Tiga hal diatas yang telah saya sebutkan, nah kebutuhan itu sedang dialami anak. Kita hanya bisa mengarahkan dan mengawasi dengan seksama.

2. Kurang terbuka pada pada Orang Tua
Saat orang tua bertanya “Gimana sekolahnya?” anak menjawab “biasa saja”, menjawab dengan malas, namun anehnya pada temannya dia begitu terbuka. Aneh bukan? Ini adalah ciri ke 2, nah pada saat ini dapat dikatakan figure orangtua tergantikan dengan pihak lain (teman ataupun ketua gang, pacar, dll). Saat ini terjadi kita sebagai orangtua hendaknya mawas diri dan mulai menganti pendekatan kita.

3. Menanggapi negatif
Saat anak mulai sering berkomentar “Biarin aja dia memang jelek kok”, tanda harga diri anak yang terluka. Harga diri yang rendah, salah satu cara untuk naik ke tempat yang lebih tinggi adalah mencari pijakan, sama saat harga diri kita rendah maka cara paling mudah untuk menaikkan harga diri kita adalah dengan mencela orang lain. Dan anak pun sudah terlatih melakukan itu, berhati-hatilah terhadap hal ini. Harga diri adalah kunci sukses di masa depan anak.

4. Menarik diri
Saat anak terbiasa dan sering Menyendiri, asyik dengan duniannya sendiri, dia tidak ingin orang lain tahu tentang dirinya (menarik diri). Pada kondisi ini kita sebagai orangtua sebaiknya segera melakukan upaya pendekatan yang berbeda. Setiap manusia ingin dimengerti, bagaimana cara mengerti kondisi seorang anak? Kembali ke 3 hal yang telah saya jelaskan. Pada kondisi ini biasanya anak merasa ingin diterima apa adanya, dimengerti – semengertinya dan sedalam-dalamnya.

5. Menolak kenyataan
Pernah mendengar quote seperti “Aku ini bukan orang pintar, aku ini bodoh”, “Aku ngga bisa, aku ini tolol”. Ini hampir sama dengan nomor 4, yaitu kasus harga diri. Dan biasanya kasus ini (menolak kenyataan) berasal dari proses disiplin yang salah. Contoh: “masak gitu aja nga bisa sih, kan mama da kasih contoh berulang-ulang”.

6. Menjadi pelawak
Suatu kejadian disekolah ketika teman-temannya tertawa karena ulahnya dan anak tersebut merasa senang. Jika ini sesekali mungkin tidak masalah, tetapi jika berulang-ulang dia tidak mau kembali ke tempat duduk dan mencari-cari kesempatan untuk mencari pengakuan dan penerimaan dari teman-temannya maka kita sebagai orang tua harap waspada. Karena anak tersebut tidak mendapatkan rasa diterima dirumah, kemanakah orangtua?



Salam

Timothy Wibowo

cerpen : LUKA YANG TEROBATI

Di tengah awan hitam yang membumbung tinggi aku terduduk dihalte karena menunggu sebuah kendaraan umum yang melintas, hingga air jatuh dari langit apa yang ku tunggu tak kunjung datang.
“ hah mana hujan taksi belum dateng.” Menunggu kendaran yang akan mengatarku pulang

hingga sebuah kendaraan pribadi dengan plat nomor luar daerah menghampiriku, tenyata pria yang dahulu pernah hadir dalam kehidupanku, akan tetapi tak pernah berjua selama 10 tahun kini hadir kembali di hadapanku, walau dalam hati ini masih sangat membencinya, aku bahkan tak ingin mengulang ke dalam lubang yang sama lagi.


Iya, benar dahulu aku memang mencintai dan menyayangi layak nya sang kekasih yang setia, waktu berjalan di tengah keindahan dunia yang dahulu kami rengkuh berdua menjalani hari-hari tanpa henti hanya untuk berjua demi melepas kerinduan yang mendera hati, walau terkadang perjumpaan kami selalu terhalang jarak. Tapi itu bukan suatu masalah bagi kami karena kekuatan cinta yang mensirnakan hal itu, memang kalau bersua tentang cinta tak ada habis nya bahkan terkadang cinta bisa membuat kita gila dan membutakan segala hal. Itulah yang pernah aku alami.


Kami dahulu saling mengisi hati satu sama lain dengan penuh rasa kasih sayang, disaat ia dalam masalah yang teramat menderanya aku selalu hadir disisinya untuk memberi support, akan tetapi dikala aku sedang tersandung masalah ia tak pernah hadir.


Aku dapat memakluminya, tapi semakin lama masalah ku semakin sulit hingga orang-orang terdekat aku pergi meninggalkan ku karena mereka tidak setuju kalau aku bercinta dengan nya. Tapi dengan kekuatan cinta yang aku miliki saat itu, aku rela kehilangan mereka demi ia yang mengisi relung hati ini.


Aku gila dimakan cinta yang ia berikan kepadaku sampai aku terjatuh dalam permainan yang sudah diskenariokannya, sungguh saat itu aku tak sedikit pun menaruh rasa curiga kepada ia, walau sudah banyak orang bersua kalau aku hanya jadi bahan peramainan ia saja.


Hingga suatu saat aku menyaksikan nya sendiri dengan menggunakan kedua bola mata yang telah membara, ia sedang memadu kasih dengan orang yang selama ini aku anggap kawan yang bisa diandalkan, sungguh teramat sakit hati ini, walau seperti itu aku tak sedikit pun menaruh rasa dendam.
Hingga aku memutuskan untuk berpetualang kembali dengan kehidupan baru, di kota yang saat ini aku bermukim untuk melanjutkan sekolah. Sering kali aku memutuskan untuk melupakan nya untuk selamanya, tapi hati ini tak bisa ditipu juga karena aku juga selalu mengingat masa-masa indah yang dahulu kala sampai saat ini.


“ Hay, apa kabarmu “ ucapnya yang telah meninggalkan tempat mengemudinya tadi.
Aku tak kan pernah tergoda ,kembali dengan kata-kata manisnya. Sampai ia bercerita sejak kepergianku yang misterius itu ia selau memikirkan dan merasa dirinya adalah orang yang paling bodoh didunia. Aku tak terpengaruh atas semua yang ia ucapkan lalu aku pergi meninggalkan nya yang jauh-jauh datang hanya untuk menemuiku. Dan dia tak putus asa dia mengejarku hingga aku teriaki dia copet. Seketika orang-orang yang berada di sekitarku memukulinya hingga dia tak sadarkan diri. Aku merasa bersalah atas perlakuanku padanya, lalu aku membawanya kerumah sakit agar dia mendapat pertolongan. Hingga sebuah tangan yang lemah membelai rambutku, tersontak aku bangun dari tidurku.


“sudah siuman” kataku memecah keheningan ruangan
Tak sedikitpun ia bersua, mungkin karena fisiknya yang masih lemas karena menepuh perjalanan jauh dan dikeroyok massa karena ulahku.


“maafin, aku iya tadi bilangin kamu copet” dengan penuh rasa bersalah hingga mengeluarkan air mata
“tidak apa-apa, aku bisa memakluminya kenapa kamu seperti itu, tapi satu yang harus kamu tau, aku kesini hanya untuk bertemu kamu dan meminta maaf atas kejadian tempo hari mungkin kamu belum bisa memaafkan ku tapi itu semua terjadi diluar pemikiran aku” suara yang tertahan rasa sakit yang mendera


“sudahlah... jangan terlalu banyak berbicara kamu masih sakit. iya, aku maafin kamu”
“kamu mau kan kembali kepadaku” sambil memegang kedua tangan ku ia memohon
“saat ini aku belum bisa memberikan jawaban buat kamu”
“tapi.......”


Belum usai dia berbicara aku telah meninggalkannya untuk sejenak memikirkan apa yang harus aku lakukan. Sebelum mengambil keputusan yang sangat vital dalam kehidupanku, hingga aku memberitahukan hal ini kepada teman terdekatku. Tapi percuma saja ia juga tak bisa memberikan jalan keluar antara memilih iya atau tidak. Aku menemuinya kembali untuk menanyakan hal ini.
“apakah kamu serius atas omongan kamu tadi ?” menanyakan hal tersebut


“aku serius, kalau memang aku tak serius tak mungkin aku jauh-jauh datang dari palembang ke bali hanya untuk memberitahukan hal sebenarnya.” Ia memberitahukan yang sebenarnya apa yang terjadi
“terus kenapa kamu baru mencariku sekarang”


“kamu salah besar, aku sudah mencari kamu kemana-mana hingga aku tanya teman, sahabat bahkan keluarga kamu tapi apa hasilnya nihil mereka tak ingin aku tahu keberadaan kamu.” Sembil meneteskan air mata


Memang sebelum aku berangkat dahulu sempat berpesan kepada mereka agar tak memberitahu keberadaan ku, karena aku tak mau ia menemuiku kembali.
“terus kamu tahu dari siapa bahwa aku ada di bali”


“aku tahu dari teman yang liburan di bali, katanya dia melihat kamu tapi dia tak tahu apakan itu benar kamu atau bukan, karena kamu keburu naik taksi. Setelah dapat kabar dari dia aku langung berangkat kesini untuk memastikan sendiri, apakah benar itu kamu atau bukan. Tapi sepertinya sia-sia hampir seminggu aku mencarimu tak kunjung jua, hampir aku untuk memutuskan pulang tapi tuhan berbicara lain aku melihat yang risau di halte tadi, aku kegirangan langsung aku berhentikan mobilku tepat didepan mu. Aku juga minta maaf atas omongan aku tadi, tak semestinya aku berbicara seperti itu. Tapi 1 hal yang harus kamu tau minggu depan aku akan pergi ke italia untuk melanjutkan study ku”

“kamu nggak salah kok, aku yang salah karena tak mengijinkan mu untuk menemuiku, tapi 1 hal yang perlu kamu tahu. Aku juga 4 hari lagi akan pergi”
“pergi kemana”
“pergi melanjutkan study sama seperti kamu. Aku juga akan ke italia” dia terkejut atas perkataanku
“kamu dikota mana” ucapnya yang sangat gembira atas kabarku
“aku tak akan memberitahu kamu tapi kalau kamu memang cinta dan sayang sama aku pasti kamu akan mencariku kembali dan aku akan memberi jawabannya saat kamu menemui ku lagi disana.” yang membuatnya sedikit kecewa “baiklah kita akan bertemu disana dan juga aku akan mencarimu mu karena aku memang mencintai dan menyayangi mu.”
        Seminggu berada di sana aku di kaget kan dengan seseorang yang mengambil tas ku secara paksa, tapi entah mengapa aku tak menjerit tapi mengejarnya hingga sampai di sebuah toko bunga dia berenti dan menoleh kearah ku. Ternyara dia dan semakin terkejut diriku saat melihat orang di sekeliling membawa bunga, entah apa yang dia akan lakukan. Dia mendekatiku dengan membawa sekuntum bunga dan kotak kecil yang berisikan cincin. Dan menyatakan cinta di depan keramaian manusia, sungguh hal yang membuatku malu tapi jug membuat ku gembira karena dia memang benar mencintaiku walau dia juga telah membuat hatiku terluka tapi semua itu telah terobati.

http://www.anekaremaja.com/2012/05/cerpen-remaja-romantis-luka-yang.html

Kamu Mengaku Saja

Seorang guru Sejarah memberikan pertanyaan kepada murid-muridnya,
“Anak-anak, siapa yang menulis Pancasila dan UUD 1945?”
Murid-murid semua diam seribu bahasa. Karena hingga menjelang usai jam pelajaran belum satu murid pun menjawab, sang guru marah dan akhirnya menghukum seluruh muridnya berjemur di lapangan upacara hingga sore hari. Salah seorang murid tersebut, sebut saja Anto, tiba di rumah dengan menangis tersedu-sedu. Ayahnya yang keheranan bertanya,
“To, kenapa kamu? Berkelahi?”
Anto menjawab, “Bukan Pak, tapi kami dihukum jemur oleh pak Guru.” Ayahnya bertanya lagi, “Kenapa sampai dihukum?”
Anto menjawab, “Kami tidak menjawab siapa yang menulis Pancasila dan UUD 1945, pak” Tiba-tiba muka sang Ayah merah padam dan menampar anaknya itu sembari menghardik,
“Kenapa tidak mengaku saja kamu yang menulisnya!!!”


http://cerita-humor.info/kamu-mengaku-saja/ 

Visi dan Misi PLS

VISI
Program studi pendidikan luar sekolah dengan reputasi nasional menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan membelajarkan diri dan masyarakat secara berkelanjutan, berkembang dari akar kemandirian, kreatifitas, kemampuan kewirausahaan dan inovasi social, menuju masyarakat belajar.

* MISI
  1. Membangun masyarakat belajar yang demokratis dan bekelanjutan, dengan mendidik tenaga kependidikan luar sekolah yang memiliki kemampuan membelajarkan diri dan masyarakat secara berkelanjutan, berkembang dari akar kemandirian, kreatifitas, kemampuan kewirausahaan dan inovasi sosial.
  2. Mengembangkan praksis pendidikan luar sekolah yang memberdayakan dan membelajarkan masyarakat secara berkelanjutan menuju tercapainya masyarakat belajar yang demokratis.

* TUJUAN
   Program studi Pendidikan Luar Sekolah bertujuan menghasilkan:
  1. Lulusan tenaga pendidik luar sekolah yang memiliki kemampuan membelajarkan diri dan masyarakat secara berkelanjutan dan berkembang dari akar kemandirian, kreatifitas, kemampuan kewirausahaan serta inovasi sosial, menuju terwujudnya masyarakat belajar.
  2. Praksis pendidikan luar sekolah yang memberdayakan dan membelajarkan masyarakat secara berkelanjutan menuju tercapainya masyarakat yang demokrati                                                    http://fip.uny.ac.id/home/index.php?pilih=hal&id=14  

Pendidikan Luar Sekolah

Berkaitan  dengan  pengertian  pendidikan  terdapat  perbedaan  yang  jelas  antara pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan nonformal. Sehubungan dengan hal  ini  Coombs  (1973) membedakan pengertian  ketiga  jenis  pendidikan  itu  sebagai berikut: 
           Pendidikan  formal  adalah  kegiatan  yang  sistematis,  bertingkat/berjenjang, dimulai dari  sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dan yang setaraf dengannya;   termasuk   kedalamnya   ialah   kegiatan   studi   yang   berorientasi akademis  dan  umum,  program   spesialisasi,  dan  latihan  professional,  yang dilaksanakan dalam waktu yang terus menerus.
          Pendidikan informal adalah proses yang berlangsung sepanjang usia sehingga sehingga setiap  orang memperoleh nilai, sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang  bersumber  dari   pengalaman  hidup  sehari-hari,  pengaruh  lingkungan termasuk di dalamnya adalah pengaruh  kehidupan keluarga, hubungan dengan tetangga, lingkungan pekerjaan dan permainan, pasar, perpustakaan, dan media massa.
     Pendidikan nonformal ialah setiap kegiatan teroganisasi dan sistematis, di luar sistem  persekolahan yang , dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan  yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu di dalam mancapai tujuan belajarnya.

          Ketiga   pengertian   di   atas   dapat   digunakan   untuk   membedakan   program pendidikan  yang termasuk  ke dalam  setiap  jalur pendidikan  tersebut.  Sebagai  bahan untuk menganalisis berbagai program pendidikan maka ketiga batasan pendidikan di atas perlu diperjelas lagi dengan kriteria yang  dapat membedakan antara pendidikan yang program-programnya bersifat nonformal dengan pendidikan  yang program-programnya bersifat informal dan formal. Perbedaan antara pendidikan yang  program-programnya bersifat nonformal dan informal dapat dikemukakan sebagai berikut. Pendidikan  yang program-programnya bersifat nonformal memiliki tujuan dan kegiatan yang terorganisasi, diselenggarakan  di  lingkungan masyarakat  dan  lembaga-lembaga,  untuk  melayani kebutuhan  belajar  khusus  para  peserta  didik. Sedangkan  pendidikan  yang  program- programnya   bersifat  informal tidak diarahkan untuk melayani kebutuhan belajar yang terorganisasi. Kegiatan   pendidikan   ini   lebih   umum,   berjalan   dengan sendirinya, berlangsung terutama dalam lingkungan keluarga,  serta  melalui media massa, tempat bermain, dan lain sebagainya.
          Apabila kegiatan yang termasuk pendidikan yang program-programnya bersifat informal ini  diarahkan untuk mencapai tujuan belajar tertentu maka kegiatan tersebut dikategorikan baik ke dalam  pendidikan yang program-programnya bersifat nonformal maupun pendidikan yang program-programnya bersifat formal.
        Kleis  (1974) memberi  batasan  umum  bahwa  pendidikan  adalah  sejumlah pengalaman   yang  dengan pengalaman  itu,  seseorang  atau  kelompok  orang  dapat memahami sesuatu yang sebelumnya tidak mereka pahami Pengalaman itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang atau kelompok dengan lingkungannya. Interaksi itu menimbulkan proses perubahan (belajar) pada manusia dan selanjutnya proses perubahan itu menghasilkan perkembangan (development) bagi kehidupan seseorang atau kelompok dalam lingkungannya.
    Proses belajar itu akan menghasilkan perubahan dalam ranah kognitif (penalaran, penafsiran, pemahaman,    dan    penerapan     informasi),     peningkatan     kompetensi (keterampilan intelektual  dan  sosial),  serta  pemilihan  dan  penerimaan  secara  sadar terhadap  nilai,  sikap, penghargaan dan perasaan, serta kemauan untuk berbuat  atau merespon sesuatu rangsangan. Proses perubahan (belajar) dapat terjadi dengan disengaja atau tidak disengaja.
      

http://pls.unnes.ac.id/2011/pengertian-tiga-jenis-pendidikan/ 

Tak Ada Yang Abadi

HARI INI.. TAK ADA LAGI PUISI YAG KU TULIS UNTUKMU…
HARI INI.. TAK ADA LAGI KATA-KATA INDAH YANG KU TULIS UNTUKMU…
SEMUA TERDIAM DAN MEMBISU…
HANYA TETESAN AIR MATA DI PIPIMU…
SAHABAT ……..
HAPUSLAH AIR MATAMU… KU TAK MAMPU LIHAT SEMUA ITU…!!!
PADAMU, KU UCAPKAN SEJUTA TERIMA KASIH…
KAU TINGGALKAN KENANGAN, YANG TAKKAN TERHAPUSKAN….
KAULAH PELEPUR HATI DISAAT LARA…
SAHABAT , DISAAT SUKA ATAU DUKA…
SEJUTA KENANGAN INDAH KALA CANDA, TAWA KITA…
BERSAMA KITA LEWATI SEMUA…
SAHABAT
WAKTU TELAH MENGANTARKAN KITA…
PADA SATU TITIK PEMAHAMAN…
BAHWA DI DUNIA INI TAK ADA YANG ABADI…
KINI SAATNYA KITA HARUS BERJALAN SENDIRI…
MELANGKAH MENGIKUTI TAKDIR YANG TELAH TERGARISKAN…
DALAM RUANG DAN WAKTU YANG BERBEDA…
KETIKA KEBERSAMAAN MENJADI LANGKA..
KETIKA CANDA, TAWA BEGITU BERHARGA…
SAHABAT, SEMOGA WAKTU TAKKAN MEMBUAT KITA LUPA…
BAHWA KITA PERNAH ADA, KITA PERNAH PUNYA CERITA…
WALAU PERPISAHAN INI MENYISAKAN LUKA…
TAPI YAKINLAH… BAHWA KAU TAKKAN TERGANTIKAN…
SAHABAT… ABADILAH TERCIPTA LEBIH DARI CINTA
karya : muhamad arroofi alnador

Semangat Hidup

selama cahaya masih ada
dunia masih terang
selama jalan masih berliku
maka semakin banyak tikungan yang menghadang
asa adalah sebuah pengharapan
selama masih ada tujuan
maka masih ada jalan untuk kesana
walau harus memasuki jurang yang terjal
atau harus menaiki tebing yang tinggi
jangan ada kata menyerah
masa lalu adalah sebuah tongkat
penuntun jalan agar tidak jatuh pada lobang yang sama
masa depan adalah tantangan
yang harus dihadapi dengan sebuah keberanian

http://www.gudangpuisi.com/2012/01/semangat-hidup.html 

Kekuatan Karakter bagi Masa Depan Anak

“Orang mungkin tidak mengetahui tujuan kehidupannya, tetapi ia harus tahu cara menjalani kehidupan”

Saya melihat salah seorang siswa di lingkungan tempat tinggal saya sangat tekun belajar. Sampai-sampai, ia tidak sempat meluangkan waktu untuk bermain dengan teman sebayanya. Tuntutan sekolah yang begitu banyak membuatnya harus berlama-lama di kamar untuk mentransfer informasi yang ada di buku ke dalam otak atau memorinya. Saya sangat kasihan dengan siswa tersebut. Mengapa? Di satu sisi, siswa tersebut memang terasah kemampuan kognitifnya. Namun di sisi lain, ia mengalami ketimpangan atau kelumpuhan emosional (afektif). Hidup itu seperti naik sepeda, perlu sekali menjaga keseimbangan. Jika keseimbangan tidak terjaga maka akan jatuh.
Melihat siswa tersebut, saya sarankan pada orangtuanya untuk membantu mengatur waktu, agar ia tidak terkurung di dalam kamar, sementara kawan-kawannya asyik bermain. Yang tidak ia sadari, bahwa bermain sebenarnya juga bagian dari proses belajar.

Seperti yang kita ketahui, manusia sebenarnya memiliki daya cipta, rasa dan karsa. Karena itu, ketika hanya daya cipta (IQ) saja yang diasah, maka terjadi ketidakseimbangan. Lalu apa yang terjadi? Tentunya, efek dari pola pendidikan yang hanya menitik beratkan pada daya cipta (kognisi / IQ) saja dan mengabaikan rasa (afeksi / EQ) dan karsa (action) akan terasa dan terlihat di kala si anak tumbuh dewasa. Si anak tersebut akan lumpuh sosial. Mengapa saya katakan lumpuh sosial? Lumpuh sosial terjadi ketika si anak tidak mampu menjalin hubungan di lingkungan sosialnya. Padahal, dalam setiap pergaulan di masyarakat, baik pergaulan dalam pekerjaan, pergaulan organisasi, pergaulan di sekolah dan lain-lain pasti butuh untuk menjalin hubungan dan bekerjasama dengan sesama. Pada akhirnya bisa menghambat perkembangan potensi dirinya.
Bukankah sudah menjadi kebutuhan mendasar kita sebagai manusia untuk saling bekerjasama. Dengan bekerjasama, sebenarnya kita membuka banyak peluang untuk mempelajari banyak hal. Dengan begitu kita bisa menambah kesempatan untuk mengeksplore diri kita. Inilah letak pentingnya pergaulan dan interaksi sosial.

Dulu, orang tua memang mengarahkan anak-anaknya untuk mengasah IQ-nya. Sebab, IQ yang tinggi diartikan sebagai tingkat kecerdasan yang tinggi pula (dan konon jadi resep sukses kalo IQ tinggi). Namun, sebuah kesadaran baru akhirnya muncul bahwa ada kecerdasan lain yang juga tidak bisa diabaikan, yakni kecerdasan emosional.
Keseimbangan antara kecerdasan kognitif (pengetahuan), perasaan (afektif) dan tindakan (action) akan membangun kekuatan karakter diri yang baik. Karakter diri sangatlah penting peranannya. Sebab, karakter diri adalah cara pikir dan prilaku yang khas dari individu untuk hidup dan bekerjasama dengan sekitarnya.
Terkadang, karakter diri seseorang terasa tidak seimbang. Ada orang yang memiliki ide-ide brilian namun tidak mampu bekerjasama dengan teamworknya. Itu menunjukkan orang tersebut memiliki kecerdasan IQ yang baik sedang kecerdasan emosionalnya buruk. Ada juga orang yang memiliki otak cemerlang, dia juga baik, namun malas bekerja. Itu menunjukkan actionnya lebih lemah dibanding IQ dan EQ nya.

Karakter diri akan semakin kuat jika ketiga aspek tersebut terpenuhi. Karakter diri yang baik ini akan sangat menentukan proses pengambilan keputusan, berperilaku dan cara pikir kita. Yang pada akhirnya akan menentukan kesuksesan kita. Lihat saja, seorang Nelson Mandela meraih simpati dunia dengan ide perdamaiannya. Bunda Teresa menggetarkan dunia dengan rasa cinta dan kepedulian terhadap sesamanya. Bung Karno dengan ide, kegigihan dan kecerdasannya masih terasa bagi kita bangsa Indonesia yang telah melalui tahun millennium.
Semua itu adalah wujud dari kekuatan karakter yang mereka miliki. Ini menegaskan bahwa, karakter seseorang menentukan kesuksesan individu. Dan menurut penelitian, kesuksesan seseorang justru 80 persen ditentukan oleh kecerdasan emosinya, sedangkan kecerdasan intelegensianya mendapat porsi 20 persen.

Membangun Kekuatan Karakter

Pada diri setiap individu memiliki karakternya masing-masing. Lingkungan memiliki peran penting dalam pembentukan karakter. Karakter kita, memiliki peran penting dalam proses kehidupan. Sebab, karakter mengendalikan pikiran dan perilaku kita, yang tentu saja menentukan kesuksesan, cara kita menjalani hidup, meraih obsesi dan menyelesaikan masalah.
Sebenarnya masing-masing dari kita memiliki karakter yang khas. Dan, kekhasan karakter tersebut merupakan kekuatan karakter kita. Sebab, kekhasan atau keunikan itulah yang membedakan kita dengan individu lainnya. Si penghibur akan menebarkan semangat, si pengatur akan memanajemen organisasi. Mereka yang bijak dan tidak suka konflik bisa menjadi pendamai. Itu semua adalah kekuatan karakter. Dan, setiap karakter akan dibutuhkan dalam setiap pergaulan, baik pergaulan kerja, organisasi atau masyarakat.
Ingatlah! Kekuatan karakter harus dibangun sejak awal. Membangun kekuatan karakter bisa dilakukan melalui pendidikan karakter baik di lingkungan formal seperti sekolah, atau non-formal seperti keluarga dan masyarakat. Pendidikan karakter diberikan melalui penanaman nilai-nilai karakter. Bisa berupa pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Output pendidikan karakter akan terlihat pada terciptanya hubungan baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, masyarakat luas dan lain-lain.

Pendidikan karakter tidak hanya diberikan secara teoritik di sekolah, namun juga perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan itu adalah bukti bahwa pendidikan yang diberikan telah merasuk dalam diri seseorang. Ketika makan bersikap sopan, ketika hendak tidur membaca doa, ketika keluar rumah berpamitan, tekun dan semangat mewujudkan obsesi dan cita-cita, jujur, berbuat baik kepada hewan dan tumbuhan, tidak membuang sampah di sembarang tempat dan lain-lain.
Membangun kekuatan karakter dilakukan dengan melibatkan seluruh elemen. Sebab, setiap elemen akan berpengaruh dalam proses pembentukan karakter individu. Seorang anak akan meniru dan mengidentifikasi apa yang ada di sekelilingnya. Role model positif akan membentuk karakter yang positif dan sebaliknya role model negatif akan membentuk keprbadian dan karakter negatif. Karena itu, setiap unsur lingkungan hendaknya dibangun secara positif, sehingga karakter anak akan terbentuk secara positif juga.

Lalu bagaimana cara membangun kekuatan karakter itu? Kekuatan karakter akan terbentuk dengan sendirinya jika ada dukungan dan dorongan dari lingkungan sekitar. Bayangkan sebuah lidi tidak akan memiliki daya untuk menghalau sampah-sampah. Namun, jika didukung oleh ratusan lidi yang lain akan membentuk satu kekuatan untuk membersihkan halaman rumah. Begitu juga dengan karakter, akan menjadi kuat ketika didukung oleh lingkungan. Peran keluarga, sekolah, masyarakat sangat dominan dalam mendukung dan membangun kekuatan karakter.
Karakter yang kuat pada akhirnya akan berperan optimal di setiap interaksi sosial. Sehingga, individu dengan karakter kuat tersebut akan memberikan sumbangsih –baik moril atau spirituil- yang berdaya guna bagi sekitarnya.

Pentingnya Memahami Kebutuhan Emosionsl Ansk

Pada bagian sebelumnya kita telah mempelajari bahwa anak dan remaja lebih dikendalikan oleh emosi-emosi mereka daripada pemikiran rasional dan logis. Emosi ini menjelaskan mengapa anak dan remaja berperilaku demikian, termasuk perilaku yang merusak diri sendiri. Jadi jika kita ingin memotivasi mereka, sebaiknya kita pahami lebih dulu emosi yang mengendalikan mereka dan memanfaatkannya untuk mengarahkan perilaku dan pemikiran yang lebih memperdayakan.

Berikut adalah ketiga kebutuhan emosional anak:
1. Kebutuhan untuk merasa AMAN
Salah satu kebutuhan terkuat yang dibutuhkan soerang anak adalah perasaan aman. Aman didalam diri dan lingkungannya. Remaja mencari rasa aman dengan bergabung dengan sekelompok “geng” atau sekumpulan teman sebaya mereka, terlibat aturan sosial diantara mereka, serta meniru perilaku temannya.
Seorang psikolog Dr. Gary Chapman, dalam bukunya “lima bahasa cinta” mengatakan kita semua memiliki tangki cinta psikologis yang harus diisi, lebih tepatnya jika anak maka orangtuanya yang sebaiknya mengisi. Anak yang tangki cintanya penuh maka dia akan suka pada dirinya sendiri, tenang dan merasa aman. Hal ini dapat diartikan sebagai anak yang berbahagia dan memiliki “inner” motivasi.
Perlukah kita mempelajari dan mengetahui tangki cinta? Sangat perlu, saya seringkali merekomendasi para guru dan orangtua untuk mempelajari dan menemukan bahasa cinta anak mereka, dirinya dan pasangannya. Hal ini akan saya bahas pada artikel berikutnya).
Contoh, terdorong oleh rasa cinta kepada anaknya seorang ibu memarahi anaknya yang sedang bermain computer. “berhenti maen computer dan belajar sekarang” lalu apa yang ada dibenak anak? Mungkin “Hmpf… Ibu tidak sayang padaku, dan ingin mengendalikan aku serta keasyikanku” Nah, anak menerimanya sebagai hal yang negatif, komunikasi yang menghancurkan rasa cinta ini biasanya yang menjadi akar permasalahan orangtua dan anak, serta guru.

“Mencintai anak tidak sama dengan anak merasa dicintai”

Apa yang menyebabkan kebutuhan akan rasa aman tidak terpenuhi?
• Membandingkan anak dengan saudara atau orang lain
Ketika kita mengatakan “mengapa kamu tidak bisa menjaga kebersihan kamar seperti kakakmu”, “kenapa kamu tidak bisa menulis serapi Rudi”. Akan tumbuh perasaan ditolak, tidak diterima, mereka akan berpikir “papa/mama lebih suka dengan…” hal ini menumbuhkan sikap tidak suka dengan dirinya sendiri dan ingin menjadi orang lain. Mereka merasa aman dengan menjadi orang lain, bukan merasa aman dan nyaman menjadi dirinya sendiri.
• Mengkritik dan mencari kesalahan
Ketika kita mengatakan: “dasar anak bodoh, apa yang salah denganmu? Kenapa kamu tidak dapat melakukan sesuatu dengan benar?”
Dapat dipastikan, akan menimbulkan perasaan dendam, tidak ada rasa aman dilingkungan rumah (jika hal ini sering terjadi dirumah).
• Kekerasan fisik dan verbal
Saya rasa tidak perlu dijelaskan lagi, hal ini sudah banyak kita temui di surat kabar dan berita ditelevisi, dan bahayanya atau akibatnya juga sering kita temui di media tersebut. Jika tidak ada rasa aman dalam rumah, maka seorang anak akan mencari perlindungan untuk memenuhi rasa aman mereka disemua tempat yang salah. Dan anak akan melakukan apa saja untuk mendapatkan rasa aman ini, mencari perhatian dengan cara yang salah.

2. Kebutuhan akan pengakuan (merasa penting) dan diterima atau dicintai
Jarang sekali orangtua membuat anak-anak mereka merasa penting dan diakui dirumah. Sebaliknya banyak orangtua yang membuat anak mereka merasa kecil dan tidak berarti dengan ancaman: “lebih baik kerjakan PR-mu sekarang, atau…”
Apa yang ada dalam pikiran anak jika diperlakukan seperti itu? Kita orangtua justru senang jika anak melakukan hal yang kita perintah, tapi yang ada dipikiran anak adalah mereka merasa kalah dengan melakukan apa yang diperintahkan orangtua dengan cara seperti itu. Sehingga banyak anak yang menunda atau tidak mengerjakan apa yang ditugaskan orangtua (bahkan dengan ancaman sekalipun) untuk memenuhi kebutuhan emosionalnya akan pengakuan.
Peringatan keras bagi orangtua: Jika anak-anak tidak merasa dicintai dan diterima oleh orangtua, mereka akan terdorong untuk mencarinya disemua tempat yang salah.
Keinginan seorang anak untuk diakui dan ingin dicintai begitu kuat, sehingga mereka akan melakukan apa saja untuk mendapatkannya. Jika mereka tidak mendapat pengakuan dengan cara yang benar maka akan menemukan dengan cara yang salah dan ditempat yang salah. Kebutuhan ini mendorong beberapa anak dan remaja untuk menggunakan tato, mengganggu anak lain, bergabung dengan geng pengganggu, mengecat rambut dengan warna menyolok, bertingkah laku seperti badut dan pelawak. Hal ini umumnya menyusahkan mereka sendiri, tetapi demi mendapatkan pengakuan dan diterima (mendapatkan perhatian).
Ada kasus ekstrim pada 16 april 2007, seorang siswa US Virginia Tech, Cho Seng-hui. Menembak dan menewaskan 32 siswa. Apa yang mendorong perilaku tersebut, sehingga dia melakukan hal yang begitu luar biasa gila? Dia melakukan hanya karena kebutuhan pengakuan dan rasa pentingnya begitu besar, tetapi tidak terpenuhi oleh orang-orang yang mengabaikannya dan menghinanya. Hal itu memaksanya keluar dari dunia logika dan merenggut nyawa orang lain serta dirinya sendiri, dalam pikirannya dia berpikir lebih baik mati bersama nama buruk dari pada hidup bukan sebagai siapa-siapa.

3. Kebutuhan untuk mengontrol (merasa mandiri atau keinginan untuk mengontrol)
Seiring pertumbuhan anak, sembari mencari identitas diri dan sambil belajar membangun kemandirian dari orangtua. Proses ini menciptakan kebutuhan emosional untuk bebas dan mandiri.
Jadi itu sebabnya anak tidak mau didikte untuk apa yang harus dilakukan. Mereka merasa tidak “gaul” mendengarkan orangtua. Dengan mendengarkan nasihat orangtua mereka seakan diperlakukan seperti anak kecil. Ini menjelaskan mengapa anak lebih mendengarkan teman mereka dan om atau tante (paman atau bibi) yang masih muda dari pada orangtuanya sendiri.
Orangtua yang cerdas, tidak akan menyerah menghadapi hal ini. Bagaimana caranya memberikan arahan dan agar anak mau mendengar orangtua? Gunakan komunikasi yang tidak bermaksud memaksa anak dengan nasihat kita. Buatlah seakan-akan mereka belajar dan bekerja keras untuk diri mereka sendiri bukan untuk kita. mereka akan lebih bersemangat dan termotivasi dengan cara seperti itu. Dan yang terpenting adalah memenuhi tangki cinta anak kita setiap hari dan memastikan selalu penuh saat bangun anak bangun tidur dan menjelang tidur. Dengan begitu anak tahu siapa yang paling mengerti dan sayang, serta kepada siapa dia akan datang pada saat membutuhkan seseorang untuk mendengar, yaitu kita orangtuanya.

Ambilah manfaat dari informasi ini, kenali kebutuhan emosi anak kita. Pekalah dimana saat anak membutuhkan penerimaan, kebutuhan untuk mengontrol sesuatu, serta butuh untuk aman. Gunakan kata-kata yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut, berikut tips dan cara memenuhi kebutuhan emosi dasar seorang anak:
1. Rasa aman:
• Tenang sayang kamu aman bersama papa, mama akan temani kamu, hey… papa disini bakal jaga kamu sayang
2. Rasa penerimaan atau dicintai:
• Biasakan menatap mata saat berbicara pada anak, usahakan tatapan mata adalah datar atau “mata sayang”
• Sentuh bagian bahu saat berbicara atau bagian manapun asal sopan, untuk menunjukan bahwa kita ada bersama dan dekat dengan anak
• Usahakan sejajar (berdiri sejajar dengan anak atau berlutut)
• Katakan: apapun yang terjadi papa/mama tetap sayang sama kamu, kamu tetap jagoan papa/mama, dimata papa/mama kamulah yang paling cantik
3. Kebutuhan untuk mengontrol:
• Jika memungkinkan, jika anda melihat anak anda perlu untuk melakukan sesuatu sendiri maka ijinkanlah
• Sebenarnya itu adalah proses belajar untuk dirinya sendiri dan akan sangat bermanfaat dimasa dewasa
• Harga diri anak akan semakin tinggi, jika kita rajin memberikan kontrol kepada anak, karena anak merasa mampu melakukan kegiatan tanpa bantuan (tentunya kegiatan yang aman sesuai dengan kebijaksanaan orangtua)
• Luangkan waktu khusus untuk beraktivitas dan memberikan kontrol dan mengawasinya dengan kasih sayang, misal: anak umur 2-3 tahun minta makan sendiri, pergi ke sekolah sendiri, dan lain-lain

Selasa, 15 Mei 2012

Panjat Truk, Murid SD Tewas Tergilas

Hendra Cipto | Glori K. Wadrianto | Rabu, 16 Mei 2012 | 09:59 WIB
 MAKASSAR, KOMPAS.com - Seorang murid Sekolah Dasar (SD) Ivan Setiawan (7), warga Jalan Kampung Bangkala, Kelurahan Tamalanrea, Kecamatan Tamalanrea, Makassar, menghembuskan nafas terakhir dalam perjalanan menuju ke rumah sakit, setelah tergilas truk pengangkut material tidak jauh dari rumahnya, Selasa (15/05/2012) malam.

Murid kelas 1 Sekolah Dasar Inpres IV Tamalanrea ini mengikuti truk Toyota Dyna bernomor polisi DD 9973 OL yang melambat. Ia memanjat bak penampungan bagian belakang. Jalan rusak yang dilalui, membuat guncangan truk keras sehingga korban terjatuh di jalan. Tanpa disadari, truk yang dikemudikan Sukri (28) mundur dan menggilas korban.

Warga sekitar yang melihat kejadian itu, spontan berteriak hingga membuat truk berhenti seketika. Sukri takut akan massa yang mulai mendekatinya, langsung melarikan diri dan meninggalkan truknya di lokasi kejadian.

Sementara itu, korban yang mengalami pendarahan di kepala, hidung dan mulut bergegas dilarikan ke rumah sakit Wahidin di Jalan Perintis Kemerdekaan. Tapi sayang, korban tewas saat di perjalanan.

Kepala Satuan Lalulintas Polrestabes Makassar, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Hidayat mengatakan, kasus kecelakaan ini sudah dalam penanganan unit lakalantas Polrestabes Makassar dan polisi masih mencari sopir truk. "Kejadian ini pun menjadi pelajaran bagi ibu-ibu, agar tetap mengasi anak-anaknya saat bermain," kata Hidayat.

Bentrok di Tambang Emas, 2 Tewas, 5 Luka

Rahmat Rahman Patty | Glori K. Wadrianto | Rabu, 16 Mei 2012 | 09:02 WIB
AMBON, KOMPAS.com - Selain di Kota Ambon, bentrokan antar warga juga terjadi di lokasi pertambangan emas, di kawasan Gunung Botak, Desa Wamsait, Kabupaten Buru, Maluku. Akibat bentrokan tersebut dua orang dilaporkan tewas dan lima lainnya mengalami luka–luka.

Kepala Polda Maluku, Brigjen Syarief Gunawan membenarkan adanya insiden tersebut. Ia mengatakan, bentrokan terjadi anatara masyarakat lokal dan pendatang yang berkepentingan di lokasi tambang tersebut. “Informasi terakhir jumlah korban sudah tujuh orang, ada yang luka parah karena sabetan parang,” kata Syarief kepada wartawan, Rabu (16/5/2012).

Syarief mengungkapkan, setelah mendapatkan laporan tersebut, dirinya langsung memerintahkan anak buahnya ke lapangan untuk mengamankan situasi. “Saya mendapat laporan dari Polres Pulau Buru kalau ada masalah di sana, saya langsung perintahkan polisi ke Gunung Batok,” ungkapnya.

Informasi yang terhimpun menyebutkan, akibat bentrokan tersebut, suasana di lokasi pertambangan menjadi mencekam. Dua warga yang tewas adalah S Lesilawang dan satu lagi yang belum diketahui identitasnya. Ribuan penambang bahkan memilih mengungsi ke Kota Namlea.

Atas insiden tersebut, Bupati Buru Ramli Umasugi sempat mengutarakan penyesalannya. Ramli lantas meminta warga dapat menahan diri dan tidak terpancing dengan isu yang menyesatkan. Ramli juga meminta aparat keamanan agar dapat menyelidiki kasus tersebut secepatnya.

“Saya turut berduka atas kejadian ini. Saya minta warga tetap menahan diri kepada aparat keamanan agar dapat mengusut kasus ini,”harapnya.  

Selasa, 01 Mei 2012

PENDIDIKAN KEAKSARAAN


KONSEP DASAR PENDIDIKAN KEAKSARAAN

A.      PENGERTIAN 
Program pendidikan keaksaraan merupakan bentuk layanan pendidikan nonformal untuk membelajarkan warga masyarakat buta aksara, agar memiliki keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung, yang berorientasi pada kehidupan sehari-hari dengan memanfatkan potensi yang ada dilingkungan sekitarnya, sehingga WB dan masyarakat dapat meningkatkan mutu dan taraf hidupnya.

B.       TUJUAN PENYELENGGARAAN 
Mengembangkan kemampuan warga belajar dalam memecahkan masalah sehari-hari yang dihadapi oleh mereka;  Melatih warga belajar untuk menggunakan keterampilan dan kompetensi keaksaraan dalam kehidupan sehari-hari; Memotivasi warga belajar sehingga mampu memberdayakan dirinya sendiri dengan menggunakan kompetensi keaksaraan; Mengembangkan kemampuan berusaha atau bermata pencaharian sehingga mampu meningkatkan mutu dan taraf hidupnya; Mengembangkan kemampuan dan minat baca warga belajar sehingga mampu menjadi bagian dari masyarakat gemar membaca dan masyarakat belajar 

C.       PRINSIP-PRINSIP DASAR PENDIDIKAN KEAKSARAAN 
·         Konteks Lokal; 
·         Desain Lokal 
·         Proses Partisipatif; 
·         Manfaat Hasil Belajar 

D.      PRINSIP PENYELENGGARAAN 
Konteks lokal: Kegiatan pembelajaran dilaksanakan berdasarkan minat, kebutuhan pengalaman, permasalahan dan situasi lokal serta potensi yang ada disekitar WB. 
Desain lokal: Tutor bersama WB merancang kegiatan pembelajaran di kelompok belajar sebagai jawaban atas minat, kebutuhan, dan permasalahan lokal. 
Partisipatif: Tutor perlu melibatkan WB berpartisipasi secara aktif dari mulai tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga penilaian hasil pembelajaran 
Fungsionalisasi Hasil Belajar: WB diharapkan dapat memecahkan masalah keaksaraannya dan meningkatkan mutu serta taraf hidupnya. 

E.       STRATEGI PEMBELAJARAN CALISTUNGKASI 
·         Mendengarkan 
·         Berbicara 
·         Membaca 
·         Menulis 
·         Berhitung 

F.        TINGKAT LEVEL KEMAMPUAN WARGA BELAJAR 
  •  Tingkat Dasar 
  • Tingkat Lanjutan 
  • Tingkat Mandiri 
SK Dirjen PNF:258/E/MS/2009 (Tgl 3/6/209) Tentang pendidikan Keaksaraan diselaraskan menjadi: 
Pendidikan Keaksaraan Dasar 
Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri 

Program-program Pendidikan Keaksaraan 2009 
Keaksaraan Dasar adalah upaya peningkatan kemampuan keberaksaraan penduduk buta aksara usia 15 tahun ke atas agar memiliki kemampuan membaca, menulis, berbicara, mendengarkan, dan berhitung, untuk mengkomunikasikan teks lisan dan tulis menggunakan aksara dan angka dalam bahasa Indonesia 
Keaksaraan Usaha Mandiri adalah upaya penguatan keberaksaraan melalui pelatihan keterampilan yang dapat meningkatkan penghasilan dan produktivitas seseorang atau kelompok. 

PENDIDIKAN KESETARAAN


Pengertian Pendidikan Kesetaraan

Pendidikan Kesetaraan adalah program pendidikan nonformal yang menyelenggarakanpendidikan umum setara SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA yang mencangkupprogram Paket A, Paket B, dan Paket C (Penjelasan Pasal 26 Ayat (3) UU Sisdiknas No.20/2003). Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil programpendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yangditunjuk oleh Pemerintah atau pemerintah daerah dengan mengacu pada StandarNasional Pendidikan (UU No 20/2003 Sisdiknas Pasal 26 Ayat (6).

1.      Program Paket A.
Program Paket A adalah program pendidikan dasar pada jalur pendidikan nonformalyang dapat diikuti oleh peserta didik yang ingin menyelesaikan pendidikan setaraSD/MI. Lulusan Program Paket A berhak mendapat ijazah dan diakui setara denganijazah SD/MI.
2.      Program Paket B
Program Paket B adalah program pendidikan dasar pada jalur pendidikan nonformalyang dapat diikuti oleh peserta didik yang ingin menyelesaikan pendidikan setaraSMP/MTs. Lulusan Program Paket B berhak mendapat ijazah dan diakui setara denganijazah SMP/MTs.
3.      Program Paket C
Program Paket C adalah program pendidikan menengah pada jalur pendidikannonformal yang dapat diikuti oleh peserta didik yang ingin menyelesaikan pendidikansetara SMA/MA. Lulusan Program Paket C berhak mendapat ijazah dan diakui setaradengan ijazah SMA/MA

PEMBERDAYAAN EKONOMI
Fokus utama pemberdayaan ekonomi pada pengembangan kegiatan simpan pinjam dan lembaga keuangan mikro (LKM) dan pengembangan usaha kecil mikro (UKM).  Kedua fokus ini saling terkait dan mendukung satu sama lainnya.
a    a.  Simpan pinjam dan LKM
Simpan pinjam merupakan kegiatan pintu masuk yang dipilih dalam pemberdayaan Pekka.  Oleh karean itu, semua kelompok Pekka yang dibentuk, dimotivasi untuk memulai kegiatan dengan simpan pinjam dengan menerapkan sistem koperasi.  Agar mereka dapat mengelola simpan pinjam dengan baik, maka diberikan berbagai pelatihan baik berupa pelatihan dalam kelas maupun pendampingan rutin terkait.  Ada tiga macam pelatihan dalam kelas untuk pengelola kegiatan simpan pinjam yaitu pelatihan Managemen kelompok, pembukuan dan kepemimpinan. 
Pada periode ini, ada 309 orang pengelola simpan pinjam yang telah mengikuti pelatihan Managemen kelompok simpan pinjam dan 474 orang telah berlatih pembukuannya.  Sementara itu, telah pula dilatih secara intensif 492 pemimpin kelompok simpan pinjam ini dan 220 pengurus LKM untuk pengembangan LKM.
Proses ini membuahkan hasil menggembirakan yang terlihat dari pertumbuhan positif jumlah kelompok simpan pinjam sejak awal terbentuk hingga akhir tahun 2008 dengan rata-rata pertumbuhan kelompok 12% per tahun. Kelompok-kelompok ini juga telah berhasil mengembangkan 31 LKM. Kelompok-kelompok ini telah pula mampu menghimpun dana simpanan swadaya dengan rata-rata pertumbuhan 16% pertahun.  Hingga akhir tahun 2008 jumlah simpanan yang terakumulasi diseluruh kelompok mencapai Rp.1,769,402,717; yang terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan khusus dan simpanan sukarela.  Jumlah ini termasuk sangat besar mengingat anggota Pekka merupakan kelompok termiskin dalam masyarakat.  Hal ini juga mematahkan mitos bahwa orang miskin tidak mampu menabung.

Sementara itu, pinjaman anggota kelompok juga menunjukkan kecenderungan meningkat setiap tahunnya. Data kumulasi pinjaman kelompok pada akhir tahun 2008 menunjukkan angka Rp.17,290,345,050.  Setiap tahun rata-rata kenaikan akumulasi pinjaman mencapai 16,5%.

Modal kelompok simpan pinjam diperoleh selain dari simpanan anggota juga dari dana bantuan langsung masyarakat (BLM) yang disediakan dalam proyek.  Sampai akhir tahun 2008, ada dua termin dana BLM yang diberikan pada kelompok simpan pinjam Pekka.  Pada periode 2001-2004 tercatat Rp.5,220,401,170 dana BLM untuk kegiatan usaha ekonomi produktif telah diterima oleh kelompok Pekka dan periode tahun 2005-2008 dana BLM untuk usaha ekonomi produktif yang disalurkan ke kelompok Pekka mencapai Rp.5,448,071,405,-
Kegiatan simpan pinjam kelompok menghasilkan uang jasa yang menjadi pendapatan kelompok dan dinikmati oleh anggota pada akhir tahun sebagai sisa hasil usaha (SHU).  Secara kumulatif jasa kelompok juga bertumbuh rata-rata 16% setiap tahunnya.  Pada akhir tahun 2008, total jasa simpan pinjam kelompok Pekka mencapai Rp.998.312,803.

b   b. Usaha Kecil Mikro (UKM)
Pemberdayaan ekonomi melalui pengembangan usaha kecil mikro bagi kelompok Pekka dilakukan dengan berbagai cara termasuk pendampingan dan pelatihan usaha.  Ada empat jenis pelatihan terkait dengan pengembangan UKM yaitu pelatihan wirausaha, Management usaha, keterampilan tekhnis usaha, dan konsultasi usaha.  Pada periode ini tercatat 450 orang telah mengikuti pelatihan wirausaha dan 346 orang mengikuti pelatihan Management usaha. Pelatihan tekhnis usaha diberikan sesuai dengan kebutuhan dan potensi usaha setiap wilayah.  Paling tidak ada 52 jenis pelatihan tekhnis usaha yang telah dilakukan Seknas Pekka dengan peserta mencapai 1,346 orang.  Selain pelatihan tersebut diatas, konsultasi usaha juga diberikan pada sekitar 55 orang.
Berbagai pelatihan ini membuahkan hasil dengan tumbuh dan berkembangnya usaha individu maupun kelompok.  Hingga akhir tahun 2008 tercatat telah tumbuh dan berkembang 47 unit usaha bersama yang dikelola oleh kelompok. Selain itu, kelompok juga telah mampu mengembangkan mitra usaha guna membantu perkembangan usaha mereka.  Paling tidak ada 40 lembaga mitra usaha kelompok Pekka yang secara aktif ikut membantu perkembangan usaha mereka dengan memberikan berbagai bantuan termasuk pelatihan dan arena untuk pameran.  Dalam hal ini kelompok Pekka telah pula melakukan pameran usaha sekitar 33 kali di berbagai tingkatan mulai dari tingkat wilayah hingga ke tingkat nasional.